Yulia Cahya Blog

NICE TO BE IMPORTANT, BUT MORE IMPORTANT TO BE NICE

Showing posts with label puisiku. Show all posts
Showing posts with label puisiku. Show all posts

Suamiku, I Love You

Dan...
Ketika senja menepi berganti malam yang pekat,
Mimpi kemayu rembulan tersenyum terang.
Bintang-bintang menari Taklukkan angkasa,
Sebelum sang Surya menjejak dunia.

Pintu hatiku tersibak,
Akan datangnya fajar
Menyisihkan beningnya embun,
Lenyap berganti terik membakar ubun-Ubun.

Kau datang saat rasa gemetar,
Kau datang saat panik menjalar.
Putaran waktu melahirkan Sadar,
Tulusnya rasamu berbalut selendang sutra,
Menggandengku menggapai ridhoNya.

Bersamamu adalah kenikmatan yang paling syurgawi,
Nan bersih terbasuh Fitrah,
Hingga dasar hati yang paling relung.

Pilar-pilar cinta selalu bersemi di dalamnya
Putihnya butiran kasih bumbui rasa
Berkuahkan Madu, bermadahkan cinta
Yang Kujadikan satu genggaman rasa hatiku,
Hanya untukmu.

Syair cinta mendayu Syahdu,
Dihari yang sangat bermakna,
Berikrar atas namaNya,
Bermakna sakinah, Mawadah, Warahmah.

Suamiku, I love you.

Yulia Cahya
Hong Kong, 3 September 2013.

Kaulah Inspirasiku (Puisi Untuk Pak Ci)


Lelaki bermata sipit berjiwa super spirit
Tak kenal lelah dalam berupaya
Penindas kesusahan dan keterbelakangan
Pengejar mimpi ciptakan jutaan jutawan

Kau terus berjalan
Meski raga dimakan usia
Kau terus berlari
Bersama jiwa pemuda pahlawan revolusi

Kaulah inspirasiku
Pemilik nama lahir Tjie Tjin Hoan
Anak dari Tjie Siem Poe
Yang ditangkap oleh pasukan tak dikenal
Karna dituduh mata-mata penjajah bangsa

Pak Ci.... Kau bukakan selembar kehidupan baru
Untukku....
Kau goreskan tinta emas penuh makna
Untukku...
Kaulah pengantar luasnya pengetahuanku

Andai aku bisa, Pak Ci...
Kan kubalas segala pengorbananmu,
Akan kupersembahkan mentari
Seterang kilauanmu
Setulus jasamu
Sebijak nasehatmu.

Dilematika Anak Dan Ibu BMI


Disepertiga malam yang suci
Tak hentinya kusebut kedua nama itu
Shanty….
Alif….
Betapa ibu sangat rindu
Rindu yang tak terbendung
Terpejam aku setiap teringat
Menimang mereka semasa kecil
Tangis nakal mereka,
Senyum manis tanpa dosa
Betapa bahagianya dahulu
Saat masih bersama
Sesak dada ini
Menelan ludahpun tak sanggup
Hanya air mata
Yang berkucuran tiada henti
Maafkan ibu sayang…
Maaf atas pilihan yang ibu ambil
Tapi sayang,
Ini semua untuk kalian
Hingga ibu menjadi buruh migran
Ya Allah, Illahi Rabbi
Kuatkanlah hati dan diri ini
Menjaga rindu untuk buah hati
Hati pecah berkeping-keping
Tersiksa batin yang teramat
Kata mereka,
Bidadari kecilku yang polos
Bidadariku yang sangat manis
Sekarang suka membangkang
Bergaul dengan anak punk
Tak pedulikan norma dan asusila

Kau bilang, “Aku kesepian, bu
Tak ada yang memperhatikan aku
Tak ada yang menyayangi aku
Ayah sibuk bekerja di ladang
Bunda sibuk mengurus Alif
Lalu ibu berada jauh di sana.”

Hati bagai tersambar petir
Hancur luluh lantah
Rata dengan tanah
Kuremas sajadah bergambar Ka’bah
Basah tersiram air mata
Berkali-kali kulafadzkan istighfar
Melantunkan doa sepenuh hati
Berharap tangan-tangan langit menerima
Ampun dan sujudku disepertiga malam nan suci

Rindu


Ketika jari menggoreskan pena
Betapa hatiku sarat dengan rindumu
Berada jauh darimu membuatku mengerti
Arti sebuah rindu yang membelenggu kalbu

Tak bisa lagi aku berpaling
Tak bisa lagi aku mendua
Jiwa dan raga terisi cinta suci
Cinta yang berikrar atas nama Allah

Rindu yang tiada jua kutahan geloranya
Kadang tersasar oleh karena mabuk kerinduan
Janganlah sangsi akan cintaku

Telah kubangun benteng kokoh dan tinggi
Agar cintamu tak terlepas dari sempadan hati

Cinta dan rindumu adalah menjadi teman paling setia dalam hidupku
Walau saat dirimu tiada disisiku.

Kekuatan Dalam Doa

Lalu aku bersimpuh di atas sajadah doa,
Mengemis harapan dan kekuatan,
Dari Rabb yang menulis takdir kehidupan.

Kubiarkan mulut-mulut mencaci,
Kubiarkan mulut-mulut memaki,
Mengalir laksana air bah yang tak terhalang.

Lalu aku hanya bisa diam,
Diam dalam kekuatan doa,
Karena aku percaya,
Dia Maha Mengabulkan.

Man Jadda Wajada

di setiap nafasku
di dalam detak jantung
tak pernah aku meragu
hanya Engkau yang dihatiku

berlelah-lelah dahulu
bersenang-senang kemudian
tiada suatu yang besar
tanpa perjuangan yang hebat

man jadda wajada,man jadda wajada
man jadda wajada,man jadda wajada

air yang mengalir jernih
tak akan keruh menggenang
jangan surutkan langkah
yakin dan penuh ketulusan

man jadda wajada,man jadda wa jada
man jadda wajada,man jadda wajada

siapa yang bersungguh-sungguh dia akan berhasil
siapa yang bersungguh-sungguh dia akan berhasil

malam berteman bintang
siang sang matahari
takkan ku patah arang
hadapi semua rintangan

man jadda wa jada
man jadda wajada

siapa yang bersungguh-sungguh dia akan berhasil
siapa yang bersungguh-sungguh dia akan berhasil

MAN JADDA WAJADA