Oleh Yulia Cahyaningrum
BMI Hong Kong asal Blitar, Jawa Timur, Hidayati (bukan nama sebenarnya), memutuskan kontrak kerja dengan majikannya, Kamis, 9 Agustus 2012, di Kennedy Town, karena merasa hak dan harga dirinya dirampas oleh majikannya.
Sebelum bekerja di Kennedy Town, Hidayati pernah bekerja dengan majikan pertama di Tai Po selama tujuh tahun. Majikannya sangat baik, bahkan dia sudah dianggap sebagai keluarga oleh mereka. Lain dulu lain sekarang, bagai madu dan empedu. Madu itu telah dia nikmati di majikan Tai Po, sedangkan kini dia harus merasakan empedu yang sangat pahit.
Sejak hari pertama datang di rumah majikan kedua, dia sudah diperlakukan tidak baik oleh kedua majikannya. Jadwal pekerjaannya menumpuk, dan dia juga harus menjaga dua anak yang super aktif. Walaupun majikannya tahu bahwa pekerjaan Hidayati sangat berat, namun seolah-olah mereka tidak peduli dengan keadaan Hidayati.
Setiap hari, Hidayati merasakan dirinya lemas dan pusing-pusing. Hal ini dikarenakan, dia selalu tidak mendapatkan jatah sarapan, dan untuk makan siangpun hanya tersedia sebungkus mie instan. Majikannya memang tergolong sangat pelit dan perhitungan. Sampai-sampai koran dan kaleng bekas yang ada di kantorpun di bawa pulang untuk dijual. Bukan hanya itu, untuk mengepel lantai pun menggunakan celana dalam bekas milik majikan laki-laki.
Selama dua bulan bekerja, Hidayati berusaha bertahan dan berharap majikannya bisa berubah baik. Bukannya lebih baik, majikan perempuan malah semakin cerewet dan semua pekerjaannya dianggap tidak memenuhi standarnya. Majikan laki-laki semakin berani menyuruhnya untuk memijat seluruh badannya ketika istrinya tidak berada di rumah.
Hal ini terjadi berkali-kali dan tampaknya memang disengaja dan sudah direncanakan. Menurut penuturan dari salah satu temannya, sebelum Hidayati datang, mereka telah mempekerjakan tiga TKW asal Indonesia, semuanya memilih untuk memutuskan kontrak dan salah satu di antaranya hampir diperkosa oleh majikan laki-laki tersebut.
Merasa harga dirinya telah diinjak-injak oleh kedua majikannya, Hidayati mengadukan hal ini kepada agency. Alhasil, majikan tersebut mendapatkan surat peringatan dan Hidayati boleh meninggalkan rumah majikannya pada 9 September 2012. (Yulia Cahyaningrum, BMI Hong Kong/ddhongkong.org).*
Original Post: Demi Harga Diri, Hidayati Putus Kontrak Kerja
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori seputar pahlawan devisa
dengan judul Demi Harga Diri, Hidayati Putus Kontrak Kerja. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://yuliacahya2012.blogspot.com/2012/08/demi-harga-diri-hidayati-putus-kontrak_3047.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Unknown -
Belum ada komentar untuk "Demi Harga Diri, Hidayati Putus Kontrak Kerja"
Post a Comment