Dalam lokakarya tersebut, Devi Novianti, Corporate Communications Officer, mengatakan, sebagai BMI Hong Kong, kita harus memahami UU Diskriminasi, antara lain UU Diskriminasi jenis kelamin (Sex Discrimination Ordinance/SDO), UU Diskriminasi Cacat (Disability Discrimination Ordinance/DDO), UU Diskriminasi Ras (Race Discrimination Ordinance- Race).
Dilihat dari banyaknya kasus pelecehan seksual yang dialami oleh BMI Hong Kong, maka dia berusaha untuk menjelaskan tentang diskriminasi seksual. Dikatakan, diskriminasi seksual karena tindakan itu berkonotasi seksual. “Pelecehan seksual bisa saja terjadi secara fisik, melalui kata-kata, tindakan langsung, tindakan tidak langsung, tanpa sengaja dan kejadian yang terjadi sekali atau berkali-kali,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, jika ditemui praktik pelecehan atau diskriminasi, maka katakan “tidak” dan buat catatan, kapan kejadian itu terjadi, tanggal, tempat, siapa saja yang melihat kejadian tersebut, lalu laporkan kepada majikan dan cari bantuan dari lembaga swadaya masyarakat. Setelah itu, masukkan pengaduan ke EOC.
Dari hasil konsiliasi, maka korban berhak mendapatkan ganti rugi keuangan, permohonan maaf, pengabdosian kebijaksanaan persamaan kesempatan, dan sebagainya.
Di akhir acara diisi oleh Rainlily, yaitu sebuah lembaga yang mempunyai fungsi untuk mengantar kasus kekerasan ke polisi di Hong Kong.
Nomor-nomor penting yang bisa dihubungi jika seorang BMI mengalami diskriminasi atau pelecehan: EOC (25118211), Rainlily (23755322). (Yulia Cahyaningrum/ddhongkong.org).*
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Beritaku
dengan judul EOC Lokakarya Anti-Diskriminasi Bersama BMI Hong Kong. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://yuliacahya2012.blogspot.com/2012/09/eoc-lokakarya-anti-diskriminasi-bersama.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Unknown -
Belum ada komentar untuk "EOC Lokakarya Anti-Diskriminasi Bersama BMI Hong Kong"
Post a Comment