Workshop Menggambar IMWU HK Angkat Tema DiskriminasiDDHK News, Hong Kong — Indonesian Migrant Workers Union (IMWU) Hong Kong menggelar workshop menggambar dengan tema “Aku Korban Diskriminasi di Hong Kong”, Ahad (25/11), di Wan Chai, Hong Kong. Dalam sambutannya, Ketua IMWU HK, Anik Setyo, menjelaskan tentang sejarah migran.
“Setelah tercetusnya perang Dunia Kedua, pemilik modal, terutama negara imperialis, mengalami kerugian yang sangat besar. Oleh karena itu, mereka dengan membabi-buta melanggar atau tidak menghormati harkat dan martabat manusia. Akhirnya mereka menjajah negara-negara lain, termasuk Indonesia.”
Dia menambahkan, akibat penjajahan itu, Indonesia juga mengalami kerugian. “Dan untuk menutupi kerugiannya, pemerintah mengirim buruh migran murah. Contohnya adalah kita semua yang ada di sisni, ” jelasnya.
BMI bekerja di Hong Kong dan di negara lainnya dikarenakan tidak ada pilihan lagi. “Jika pemerintah Indonesia bisa menciptakan lapangan pekerjaan, kita tidak mungkin ada di sini, ” tegasnya.
Workshop yang didukung oleh Equal Opportunities Comission (EOC) Hong Kong ini mendatangkan seorang warga negara Hong Kong yang bekerja di Lingnan University sebagai Research Assistant, Seven.
Seven adalah juga guru les menggambar di Hong Kong. Dia menyampaikan tentang cara menggambar yang benar. Materi pertama yaitu tentang cara menggambar sebuah benda dengan sinar di depannya.
“Jadi, jika benda yang terkena sinar itu akan tampak terang, sedangkan yang tidak terkena sinar akan tampak gelap. Oleh karena itu, bagian belakang (tidak terkena sinar) harus diarsir, ” jelasnya.
“Agar gambar lebih tampak menarik, maka sebaiknya gambar tersebut harus diberi warna,” katanya menambahkan.
Workshop ini diikuti oleh beberapa organisasi BMI Hong Kong. Tujuan diadakannya workshop ini adalah untuk mengasah bakat dan kreativitas.
Peserta menggambar ini bisa memilih salah satu diskriminasi berdasarkan undang-undang diskriminasi pemerintah Hong Kong. Antara lain adalah diskriminasi karna ras, diskriminasi karena jenis kelamin, diskriminasi karena cacat, dan diskriminasi karena status keluarga.
Dengan beberapa ilmu yang didapat dari Seven, para peserta dengan antusias menggambarkan tentang imajinasi yang ada dalam pikirannya masing-masing dan tertuangkan dalam sebuah gambar. (Yulia Cahyaningrum/ddhongkong.org).*
“Setelah tercetusnya perang Dunia Kedua, pemilik modal, terutama negara imperialis, mengalami kerugian yang sangat besar. Oleh karena itu, mereka dengan membabi-buta melanggar atau tidak menghormati harkat dan martabat manusia. Akhirnya mereka menjajah negara-negara lain, termasuk Indonesia.”
Dia menambahkan, akibat penjajahan itu, Indonesia juga mengalami kerugian. “Dan untuk menutupi kerugiannya, pemerintah mengirim buruh migran murah. Contohnya adalah kita semua yang ada di sisni, ” jelasnya.
BMI bekerja di Hong Kong dan di negara lainnya dikarenakan tidak ada pilihan lagi. “Jika pemerintah Indonesia bisa menciptakan lapangan pekerjaan, kita tidak mungkin ada di sini, ” tegasnya.
Workshop yang didukung oleh Equal Opportunities Comission (EOC) Hong Kong ini mendatangkan seorang warga negara Hong Kong yang bekerja di Lingnan University sebagai Research Assistant, Seven.
Seven adalah juga guru les menggambar di Hong Kong. Dia menyampaikan tentang cara menggambar yang benar. Materi pertama yaitu tentang cara menggambar sebuah benda dengan sinar di depannya.
“Jadi, jika benda yang terkena sinar itu akan tampak terang, sedangkan yang tidak terkena sinar akan tampak gelap. Oleh karena itu, bagian belakang (tidak terkena sinar) harus diarsir, ” jelasnya.
“Agar gambar lebih tampak menarik, maka sebaiknya gambar tersebut harus diberi warna,” katanya menambahkan.
Workshop ini diikuti oleh beberapa organisasi BMI Hong Kong. Tujuan diadakannya workshop ini adalah untuk mengasah bakat dan kreativitas.
Peserta menggambar ini bisa memilih salah satu diskriminasi berdasarkan undang-undang diskriminasi pemerintah Hong Kong. Antara lain adalah diskriminasi karna ras, diskriminasi karena jenis kelamin, diskriminasi karena cacat, dan diskriminasi karena status keluarga.
Dengan beberapa ilmu yang didapat dari Seven, para peserta dengan antusias menggambarkan tentang imajinasi yang ada dalam pikirannya masing-masing dan tertuangkan dalam sebuah gambar. (Yulia Cahyaningrum/ddhongkong.org).*
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Beritaku
dengan judul Workshop Menggambar IMWU HK Angkat Tema Diskriminasi. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://yuliacahya2012.blogspot.com/2012/11/workshop-menggambar-imwu-hk-angkat-tema.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Unknown -
Belum ada komentar untuk "Workshop Menggambar IMWU HK Angkat Tema Diskriminasi"
Post a Comment