Yulia Cahya Blog

NICE TO BE IMPORTANT, BUT MORE IMPORTANT TO BE NICE

Dituduh Mencuri Uang Kotak Amal, Annisa Disumpah Al-Quran

Dituduh Mencuri Uang Kotak Amal, Annisa Disumpah Al-Quran Manusia ditakdirkan untuk menjadi makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendirian, tanpa bantuan orang lain. Manusia diharuskan untuk mencari teman sebanyak-banyaknya, karena semakin banyak teman, semakin banyak pula ilmu yang didapat.
Bagi BMI Hong Kong, sangatlah mudah untuk mencari teman. Apalagi dengan banyaknya organisasi-organisasi BMI Hong Kong yang berlomba-lomba mengajak kepada kebaikan. Banyak sekali manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan berorganisasi. Di dalam organisasi, terdiri dari banyak orang, jadi harus bisa menjaga kekompakan, menghormati, dan menghargai perasaan orang lain.
Tapi, bagaimana jika dalam satu organisasi/majelis tidak memperhatikan hal itu? Yang ada hanyalah saling menjatuhkan, saling tuding menuding, menjadikan majelis sebagai tempat ghibbah dan pesta makanan. Ketua yang seharusnya mempunyai kunci 4S (sabar, syukur, syafah, sadar), malah asal memvonis anggotanya tanpa ada bukti dan saksi yang menguatkan kesalahannya.
Kisah ini dialami oleh salah satu temanku, sebut saja namanya Annisa. Dia adalah perempuan yang aktif berorganisasi dalam bidang sosial keagamaan. Tahun 2009, dia bersama teman-temannya yang lain, mendirikan sebuah majelis taklim. Sangat membahagiakan saat-saat dulu, antar anggota bahu-membahu membangun majelisnya, sehingga majelis taklim yang hanya beralas plastik sampah, kini sudah menjadi majelis yang besar dan dikenal banyak orang.
Di dalam majelis itu, dia ditunjuk sebagai pembimbing. Mengarahkan teman-teman yang lain untuk belajar bersama. Dia selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk majelis, dan dia pun tidak segan-segan untuk membantu pengurus-pengurus yang lain, termasuk membantu tugas ketua.
Semua berjalan baik-baik saja. Namun, lama-kelamaan, perbedaan pendapat menjadi perselisihan. Ketua majelis menganggap Annisa telah mengambil alih posisinya, dan merangkul semua anggota tanpa disisihkan satu pun untuknya. Karena ketua majelis merasa bahwa dia adalah orangtua yang tidak mengerti apa-apa (bodoh). Annisa hanya bisa bersabar menghadapi ketuanya, karena dia tahu bahwa memang sudah menjadi sifat dari ketuanya yang memiliki watak keras.
Seperti acara-acara sebelumnya, Majelis Taklim ini selalu mengadakan acara rutin, Yasinan, yang diikuti seluruh anggota maupun nonanggota. Usai acara, Annisa membantu membereskan peralatan yang digunakan dalam acara tersebut. Teman yang biasanya mendapat tugas mengantar barang-barang majelis, terlihat keberatan karena berlebihan barang. Annisa memutuskan untuk membantunya.
Ternyata, barang yang dibawanya itu adalah sebuah kotak amal dari hasil acara tadi. Temannya berpesan untuk mengantar kotak amal itu ke Hang Hau MTR untuk diserahkan kepada temannya. Namun, berhubung jarak antara tempat Annisa dan MTR jauh dan sudah malam, Annisa memutuskan untuk membawa pulang kotak amal itu.
Keesokan harinya, dia ditelepon temannya untuk mengantar kotak amal tersebut ke Hang Hau MTR. Di sanalah dia menyerahkan kotak amal itu kepada temannya. Ternyata, kotak amal itu masih berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain. Rencananya, kotak amal itu akan digunakan untuk menggalang dana ke Sham Shui Po.
Puncaknya, Minggu (7/10), usai Yasinan, para jamaah mendirikan shalat zhuhur dan makan siang. Setelah itu, ketua dari Majelis Taklim melarang siapa pun untuk meninggalkan tempat. Di sana, di hadapan para jamaah, dia yang menggunakan pengeras suara, menuduh dan menuding Annisa, bahwa Annisha telah mengambil uang hasil kotak amal. Dia memaksa Annisa untuk bertanggung jawab dan mengaku bahwa dialah yang mengambil uang kotak amal.
Karena tidak mengambil uang tersebut, Annisha tetap bersikap tenang dan sabar. Melihat Annisa seperti itu, dia semakin emosi dan meminta Annisa untuk bersumpah di atas Al-Quran. Tidak ada sedikit pun rasa takut dalam diri Annisa, karena dia memang tidak mengambil uang tersebut.
“Jika saya mengambil uang kotak amal itu, maka Allah akan melaknat saya. Namun, jika bukan saya yang mengambilnya, semoga Allah menyadarkan orang yang telah memfitnah dan menzhalimi saya,” kata Annisa.
Langkah Annisa selanjutnya, dia meminta nasihat kepada ustadz dan ustadzah. Mereka menyuruh Annisa untuk tetap bersabar. Dengan kesabaran, maka keyakinan akan bertambah. Api yang panas pun akan terasa dingin dan nyaman.
Sangat mengecewakan sekali sikap dari ketua Majelis Taklim ini. Sebagai seorang pemimpin, seharusnya dia bisa menjaga lidah dan tangannya, jadi panutan dan memberi tuntunan yang baik, bukan malah memberikan tontonan yang berbumbu caci makian.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori seputar pahlawan devisa dengan judul Dituduh Mencuri Uang Kotak Amal, Annisa Disumpah Al-Quran. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://yuliacahya2012.blogspot.com/2012/11/dituduh-mencuri-uang-kotak-amal-annisa.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Unknown -

1 Komentar untuk "Dituduh Mencuri Uang Kotak Amal, Annisa Disumpah Al-Quran"

  1. subhanaallah,,,,,,,,,,,,,,,, semoga saja pribadi" orang islam lbh mngedepankan kemanusiaan bkn sisi egoisme y

    ReplyDelete